Tuesday, September 3, 2013

Posted by Unknown 6:53 AM, under | No comments

“Cinta? Apa itu? Semacam kue talam banjar kah?” tanyaku sinis pada Kate. PLAKK!! Sebuah tamparan jatuh dipipiku. “Kau ini! selalu saja, jika aku tanya soal cinta kau selalu jawab tak jelas seperti itu!” seru Kate tak terima. Aku mengelus-elus pipiku bekas tamparan Kate dengan iba. “Kau tahu, aku paling benci bila dikait-kaitkan dengan hal yang berlambang hati itu.” Jelasku. Aku memang kesal padanya. Bagaimana tidak? Setiap aku dan Kate bertemu, selalu saja itu yang dibahas. Apalagi kalau bukan tentang C-I-N-T-A. “Kau tahu kan? Aku belum kepikiran soal cinta. Cukup saja kusimpan cerita itu dari pada aku harus tersakiti.” Kataku sekali lagi. Kini Kate terdiam. Agaknya dia memahami kata-kataku. “Benar juga.” Gumamnya. “Oke, Thanks for your help!” dia meninggalkan aku terlantar didepan kelas. Aku menghela napas, mengapa selalu ada kata cinta itu sih? Jatuh cinta itu memang hal lumrah. Tapi harus mengerti situasi dan kondisinya terlebih dahulu dong! Cinta kan, bukan satu-satunya hal yang bisa menenangkan pikiran kita jika sedang bersedih. Menurutku, lebih baik aku mengikuti sepak bola full time dari pada harus merasakan jatuh cinta. Mungkin pemikiranku ini bodoh, karena sebelumnya aku belum pernah jatuh cinta!
Lamunanku dibuyarkan dan diganti oleh sosok laki-laki didepan mata. “Ryan Schaffer?” tanyaku. Cowok yang baru ku kenal dari kelas 7-4 dan kini dikelas 8-5. “Yumi, sebaiknya nanti kita harus menyusun rute untuk ‘Scouting Challenge’! Nanti kan tak ada peningkatan mutu?” sahut Ryan. Aku hanya mengangguk. “Tenang saja, aku pasti ikut kok.” Katanya sambil menepuk bahuku dan berlalu. Aku lupa! Aku harus menyiapkan “Scouting Challenge” untuk kelas 7. Mungkin, karena Kathryn Lawrence si Cewek Cantik dan Populer yang tak lain adalah sahabatku sendiri. Gara-gara soal cinta tadi aku sempat tak fokus jadinya. Huh! mana mungkin aku si Cewek Tomboi yang Lugu Soal Cinta harus menyelesaikan masalah cinta Kathryn Lawrence si pacar Tawny Holguin si Dewan Murid?
Sepulang sekolah, seperti janjiku, aku akan mencari rute untuk “Scouting Challenge 7th Grade”. Sebelumnya, aku sedang berdiskusi dengan para cowok yang “Beken” ini.
“Bagaimana kalau kita melewati Hudson Street? Disana jalannya sedikit lebar.” Usul Alex Slack, cowok yang jago matematika.
“Jangan disana! jalan itu terlalu jauh dari sekolah kita. Lebih baik kita lewat Mihn Street?” tanya Jaime Davilla, wakilku dalam Scouting Challenge ini.
“Jangan, lewat Megan Street saja!” usul Ryan Schaffer, yang bertemu denganku tadi itu loh.
“Sudah-sudah! lebih baik kita menelusuri semua tempat itu, agar kita mengetahui berapa jarak rutenya.” Seruku memecah perdebatan mereka.
“Aku ikut!” papar Holly Anderson, sahabat Ryan Schaffer yang bersifat lugu walau sebenarnya jenius. Aku hanya mengangguk.
Empat cowok “Beken” ini berjalan bersamaku. “Yumi, sejak kapan kau tomboi seperti ini?” tanya Jaime. “Mungkin sejak kecil, karena aku mencintai dunia sepak bola.” Jawabku. Seketika itu Ryan seperti tersedak makanan. ”Yumi tomboi? Emang iya?”
“Haduh kau ini! tak perlu kau tanya, pasti kau tahu sendiri. Walaupun dia berjilbab namun penampilannya tomboi. Apa kau tak menyadarinya?” jawab Holly yang sudah mengenalku sejak MOS. “Mungkin karena kau baru mengenalku di kelas 8 ini jadi kau belum tahu. Lihat saja, sepatu apa yang aku pakai?” tanyaku kepo.
“Wahh! sepatu futsal. Gila!” pujinya.
“Sebenarnya aku salah memakai sepatu. Sepatu itu hanya untuk latihan futsal, tapi karena tadi aku berangkatnya buru-buru jadi salah memakai sepatu.” Jelasku pada mereka, kecuali Alex. Dia masih mengukur dan menghitung langkah untuk mengetahui jarak rutenya. Kami berhenti di pos pertama. Aku dan 4 Cowok ini berhenti sejenak. “Sebaiknya kita tukar aja. Aku pingin jadi cewek nih.” Kata Holly. Aku kaget setengah mati. “Jadi cewek? Apa kau ini gila? Lebih enak itu jadi cowok. Mereka itu simple.” Kataku. Holly mendesah.
Sekarang aku jadi bingung, mengapa aku mengajak 4 cowok ini?
Alex Slack, karena dia bisa mengukur jarak dengan langkah kakinya. Jaime Davilla, karena dia wakilku dalam Scouting Challenge ini. Holly Anderson, cowok polos tapi dia bisa memberikan ide-ide jenius. Sementara Ryan Schaffer? Aku mengajak Ryan karena dia itu suka Hang Out (alasan yang nggak jelas). Dan juga, rutenya itu dekat rumahnya.
Kami berhenti di pos ketiga, dekat Ryan’s Elementary School (sekolah dasar Ryan dahulu). Haus, panas, dan sedikit melelahkan. Apalagi si Holly dan Jaime yang dari tadi mengeluh. “Didekat sini ada kedai. Ada yang mau ikut?” tanya Ryan. ”Mau!!!!” seruku dan Jaime bersamaan. Aku dan Jaime berlari menyusul Ryan yang berjalan bak robot tanpa hati yang terus berjalan mencari target, sementara Holly dan Alex berjalan lemas dibelakang. Lariku ternyata bisa menyusul Ryan, Jaime kini lemas dibelakang. “Wah, ngajak Battle nih anak.” Seru Ryan sambil berlari lebih kencang dan makin mendahuluiku. Harus ku akui, larinya cukup cepat dariku. Dia tersenyum sinis.
“Tuhkan, aku yang menang. Katanya cewek tomboi, huuuuu cemen!”
“Puas-puasin tuh olok-olokan mu! kamu itu yang nggak sportif. Lariku nggak kencang gara-gara bawa tas super berat ini. Ngerti?”
“Eh, sportif nggak sportif aku tetap menang!”
“Egois banget kamu! Dasar…..”
“STOP! HENTIKAN!” teriak Jaime. Aku yang sebenarnya siap dengan pukulan ‘Tapak Suci’ ku terdiam sejenak. Ryan juga begitu. Tapi, justru kami makin menyiapkan strategi dan serangan besar lagi, aku menatap sinis Ryan, Dan……
Namun itu kejadian dua hari yang lalu. Aku sedang bersiap-siap untuk mengikuti eskul “English Convertation” disekolah. Tiba-tiba dering handphone ku berbunyi. Ada SMS masuk dengan nomor yang nggak aku kenal. Begini isinya:
“Kapan kita kumpul buat izin pos penjelajahan Scouting Challenge? Pakai baju apa?”
“Uh! kan sudah aku katakan kalau HP ku ini sebenarnya disita. Pulsaku juga habis lagi. Argh!” gerutuku kesal. Aku langsung menyambar tas ranselku dan berangkat ke sekolah yang digunakan sebagai pos penjelajahan SC 7th Grade.
Aku hampir menunggu satu jam di Maylle Elementary School. Tak ada Jaime, Alex, Holly, maupun Ryan. Sialnya, HP ku sedang tak ada pulsa dan masih disita. Dan sialnya lagi, kami tidak boleh menjadikan Maylle ES ini sebagai pos! Sial, sial, dan sial!!!
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.55. Aku segera bersiap untuk memulai Scout Training. Aku segera bersiap untuk memulai Scout Training. Aku mengayuh sepeda menuju ke sekolah. Biasanya, Scouting Training dimulai pukul 15.15. Tapi karena SC 7th Grade ini jadinya ada rapat terlebih dahulu. Huh! lama-lama SC 7th Grade ini membunuhku. Aku jadi maha sibuk. Aku juga jarang mengikuti Football Training. Taruh dimana mukaku disaat pelatihku marah-marah?
“Yumi, kau hampir saja terlambat!”
“Terlambat apanya? Yang datang cuma seksi acara doang!” bantahku pada Jaime. Tuhkan, lama-lama aku banting satu-satu! Akhirnya dengan serta-merta, aku rapatkan mereka yang hadir terlebih dahulu.
Aku menghempaskan tubuhku di tempat tidur. Letih rasanya, tapi masih untung letih karena tugas ini dari pada galau karena cinta. Cinta lagi, *nah lho (?)
Handphone ku berbunyi. Pulsa masuk. Aaaaa!! yeyeye, jadi nggak disita lagi deh *alay deh* Aku langsung meng-sms orang yang sms aku tadi pagi.
Yumi : Maaf, ini siapa? :o
(?) : Ryan Schaffer.
Ternyata ini anak. Lumayan punya teman sms an.
Ryan : Gimana SC 7th Grade nya?
Yumi : Udah deh, lagi males mikirin itu. Capek plus seteres! -__-“
Ryan : Kasihan deh, yumi nya capek :p
Yumi : Tumben amat kamu peduli?
Ryan : Kan aku care sama kamu :D
Yumi : Ah, kamu bisa aja
*meluk kecoa*
Ryan : Yekk, kecoak kok dipeluk, mendingan kan aku yang dipeluk :D
Yumi : Ahh, kamu bikin aku makin klepek-klepek?
Ryan : Kamu jangan klepek-klepek kayak ikan kurang air, ntar cantiknya ilang loh :D
Yumi : Kamu bikin aku jadi makin nge-fly?
Ryan : Jangan terbang dong ntar kan aku bisa merana karena kehilangan kamu :D
Idihh ini anak. Buat aku kehipnotis akan kata-katanya. Sebenarnya aku paling benci digombali apalagi sama cowok. Tapi entah kenapa, aku menikmatinya dan makin diam terpaku. Biasanya, kalau ada yang begitu, aku nggak segan-segan melempar sepatu. Tapi mengapa ini tidak?
Mulai hari itu juga, aku makin penasaran dengan Ryan. Aku merasa aneh dengan sikapku sendiri. Sejak itu pula, aku nggak bisa tidur selama 2 hari. Fikiranku selalu terbayang tentang Ryan Schaffer. Ada apa dengan dia? Ada apa juga dengan diriku? Rasanya aku ingin bertanya tentang masalah ini. Dan aku sudah menemukan siapa orangnya.
“Hai!” sapaku pada Kate. “Hai tumben amat kesini. Ada apa?” tanya Kate penasaran. “Um… aku mau tanya. Jatuh cinta itu seperti apa sih?”
“HWAAAA! APA? YUMI JATUH CINTA?”
PLAKK!! Aku tampar wajah Kate. Kalau satu kelas dengar jeritan dia ini, bakal banyak paparazzi nggak resmi datang like Honey and Bee!
“Aku Cuma tanya!” seruku.
“Coba aja sendiri. Rasanya itu tidak bisa dilukis dengan kata-kata!” jawabnya sambil pergi. Aku jadi makin penasaran. What The Meaning of Affection?
Tapi disisi lain, disisi lain cerita tentang Ryan Schaffer, aku sebenarnya menyimpan sebuah cerita. Aku mengidap penyakit Jantung Koroner Stadium 2, Asma Akut dan Infeksi Tenggorokan Stadium 1. Dokter berkata bahwa hidupku sudah tak lama lagi. Tapi aku hanya cuek soal ini. Hanya aku dan keluargaku saja yang tahu. Aku tidak ingin semua orang mengetahuinya. Aku tak ingin siapapun jadi “Over Protektif” gara-gara penyakitku ini. Aku ingin satu hal. Jika aku meninggal kelak, aku tak ingin meninggalkan karena 3 penyakit yang menyerang sekaligus ini. Aku ingin meninggal diluar itu, dengan “Khusnul Khotimah” dan tersenyum bahagia pada orang yang didekatku.
Malam harinya aku meng-sms Ryan Schaffer dan bertanya akan kejadian aneh yang aku alami belakangan ini.
Yumi : Jatuh cinta itu seperti apa sih?
Ryan : Ecieee, ada yang lagi kasmaran nih :D coba aja kamu rasakan sendiri
Yumi : Seperti tidak bisa tidur dua hari?
Ryan : Nah, itu salah satunya (y)
Yumi : Aku nggak lagi kasmaran kok. Cuma nanya doang?
Ryan : Emang belum pernah? :o
Yumi : Belum. Maka nya aku tadi tanya kamu. Kamu pernah ngerasain cinta? Udah pernah pacaran juga?
Ryan : Wahh, aku dulu playboy tau :p
Yumi : Ihh, playboy :D
Ryan : Itu dulu Yumi D-U-L-U
Yumi : Tapi sama aja kaleee -___-“
Ryan : Kamu juga pernah pacaran?
Yumi : Ngerasain jatuh cinta aja nggak pernah. Apalagi pacaran -__- Makanya tadi aku tanya sama kamu
Ryan : Lihat aja, aku bisa jadi pacar pertamamu kalau aku mau :p
Yumi : Apaan sih kamu ini. Malu tau._.
Ryan : Jangan dianggap serius loh.
Yumi : Udah dulu ya aku mau tidur dulu. Makasih udah temenin aku sms an. See you next Time. Have a nice dream ya? Wassalamu’alaikum.
Ryan : Iya, Wa’alaikum salam :)
Kejadian malam itu makin buatku aneh. What Happend with me? Saat ini aku duduk disamping kelas 8-5, sambil memutar lagu. Aku membawa lirik sebuah lagu.
The stars lean down to kiss you
And I lie awake I miss you
Pour me a heavy dose of atmosphere
Cause I’ll doze off safe and soundly
But I’ll miss your arms around me
I’ll send a postcard to you dear
Cause I wish you were here
I watch the night turn light blue,
But it’s not the same without you
Because it takes two to whisper quietly
The silence isn’t so bad
Till I look at my hands and feel sad
Cause the spaces between my fingers
Are right where yours fit perfectly
I’ll find repose in new ways
Though I haven’t slept in two days
Cause cold nostalgia chills me to the bone
But drenched in Vanilla twilight
I’ll sit on the front porch all night
Waist deep in thought because when I think of you
I don’t feel so alone
I don’t feel so alone
I don’t feel so alone
As many times as I blink I’ll think of you… tonight
I’ll think of you tonight
When violet eyes get brighter
And heavy wings grow lighter
I’ll taste the sky and feel alive again
And I’ll forget the world that I knew
But I swear I won’t forget you
Oh if my voice could reach back through the past
I’d whisper in your ear
Oh darling I wish you were here
“Hei! apa yang kau baca?”
Lamunanku dibuyarkan oleh seseorang. Dia lagi dia lagi (?). Siapa lagi kalau bukan Ryan? Dia mengambil kertas ditanganku. “Owl City-Vanilla Twilight. Wahh, aku suka lagu ini. Kau juga?” tanya Ryan.
“Yapp benar.” Ucapku.
KRRINNNNGG! Bel pertanda istirahat usai berdering. Aku segera masuk ke kelasku 8-7. “Hei, nanti aku akan beritahu sesuatu.” Pesanku
“Apa itu?”
“That’s secret. Nanti malam ya.” Seruku sambil berlalu.
Ya Allah, aku sudah yakin. Aku sudah sangat yakin. TES-TIK-TES
“Air mataku pun jatuh! pertama kalinya karena seorang laki-laki. Apakah aku jatuh cinta? Lebih baik menyingkir pikirku. Sebelum seseorang memvonisku sedang jatuh cinta. Namun, aku masih bingung membedakan antara cinta dan emosi sesaat”
Sepenggal isi novel itu membuat aku terpukau. Aku menangis dan bergumam
“Ya Allah, aku tahu kini. Perasaan aneh itu ternyata rasa cinta. Rasa cinta yang digetarkan oleh lawan jenis. Ya Allah, jangan jadikan cintaku ini padanya melebihi cintaku padamu Ya Allah. Aku yakin, kau limpahkan banyak cinta kepada hambamu. Dan cinta yang kau anugerahkan padaku akan dibagi untuknya. Ya Allah, kini aku tahu. Aku cinta Ryan Schaffer. Tapi sekarang mungkin cinta yang hanya cinta sebatas teman. Mungkin suatu saat akan lebih dari itu.” Ucapku dalam do’a dengan berlinang air mata.
Aku sedikit lupa, aku janji akan meng-sms Ryan.
Yumi : Ternyata jatuh cinta itu rasanya lucu ya?
Ryan : Eciyee, yumi jatuh cinta. Sama siapa hayo?
Yumi : Sama siapa ya? Laki lakilah.
Ryan : Ya iya lah -__-
Yumi : Mau tau? Siapa ya orangnya?
Ryan : Haduh, siapa seh -__-
Yumi : Aku suka sama orang yang lagi ngobrol sama aku?
Ryan : Jadi bener rasa curigaku selama ini kalau kamu suka sama aku?
Yumi : Salah :p Ryan GR banget :D
Ryan : Siapa lagi loh? Emangnya ada orang lain yang bicara sama kamu?
Yumi : TUT-TUT-TUT
Ryan : Yumi, aku serius. Siapa seh?
Yumi : …
Ryan : YUMI, YUMI!!
Keesokan harinya..
Aku menceritakan soal “CINTA” itu ke Kate. Kini Kate mengerti.
“Kenapa nggak kamu tembak aja dia?”
“Tembak katanya. Suka aja itu udah cukup kok buatku.” Jawabku
“Kamu ini, aneh dari cewek yang lain tau!”
“Aneh? Aneh kenapa?”
“Biasanya kalau cewek suka sama cowok dia pasti ngejar-ngejar cowok itu sampai jatuh sekalipun. Cewek biasanya ngasih perhatian ‘lebih’ ke cowok sampai cowok itu ngerespon. Tapi kenapa kamu ini nggak kayak gitu?”
“Memangnya harus begitu ya?” tanyaku aneh.
PLAKK! Tamparan jatuh dipipiku. (kenapa setiap kali aku ketemu Kate selalu ada ‘Tamparan) -__-“
“Sekarang aku tanya, kamu suka Ryan karena apa?”
“Enggak tau. Jawabku. Kate malah tertawa garing. Lebih tepatnya tertawa mengejek.
“Sekarang kamu aja nggak tau penyebab suka dia.”
“Ingat ya! kalau kamu suka sama seseorang karena dia mahir melakukan sesuatu, itu bukan cinta, tapi KAGUM. Kalau kamu suka seseorang karena dia tampan atau cantik, itu bukan cinta, tapi NAFSU. Kalau kamu suka seseorang karena dia tajir, itu bukan cinta, tapi MATRE. Kalau kamu suka sama seseorang karena dia orangnya baik sama kamu, itu bukan cinta, tapi RASA TERIMA KASIH. Tapi, kalau kamu suka seseorang padahal kamu nggak tau kenapa kamu bisa suka sama orang itu. Itu baru CINTA YANG SESUNGGUHNYA.” Jelasku panjang lebar plus tinggi ditambah volume dikali dua *nah lho (?)
“Udahlah… hahaha… “ Ucap Kate sambil berlalu. Dasar ini anak!
Hari itu aku pulang lebih awal karena guru-guru sedang ada rapat dinas. Aku bertemu Ryan di lab. Bahasa Inggris. Dia berhasil mencegatku.
“Siapa orang yang kamu suka?” tanyanya. Tuhkan, sudah aku pastikan dia akan bertanya tentang itu. Padahal, sms ku kemarin sudah jelas kan? Karena aku tipe orang yang “To The Point”. Tanpa ber ah-uh-oh lagi. Aku berkata “KAMU!!” sambil berlari meninggalkannya.
Aku sedang ada rapat SC 7th Grade di rumah Lisa Leung. Kini aku sudah tidak menjadi penanggung jawabnya lagi karena aku merasa kurang cekatan dalam menghadapi hal tersebut. Akhirnya, Jaime sebagai penanggung jawab dan aku sebagai wakilnya.
Malam harinya, aku meng-sms Ryan lagi.
Yumi : Tadi kan udah aku beritahu tentang orang yang aku suka. Sekarang gantian kamu dong!
Ryan : Kamu bisa jaga mulutkan?
Yumi : Iya, siapa?
Ryan : Jasmine McGlade.
Tuhkan, sudah aku duga sebelumnya! karena Alex juga pernah memberitahukannya padaku. Dia sudah curiga sejak awal.
Keesokan harinya, aku bertemu Kate lagi. Ternyata dia juga tahu kalau Ryan menyukai Jasmine McGlade, kakak kelasku sekaligus anggota Scouting Club.
“Gimana kamu bisa suka sama cowok kalau dia suka sama orang lain?” tanya Kate.
“Biarin aja kalii, itu kan hak dia.” Paparku. Jujur saja, aku tak pernah sakit hati mendengar kalau Ryan menyukai kak Jasmine. Justru aku senang dan ingin menyatukan mereka.
“Apa? Yumi suka Ryan? Ciyus? Enelan? Mi apah?” tanya Holly yang sok alay.
“PECEL.” Celetukku. Sontak, Ryan dan Holly tertawa. Kemudian datang Anthony Valente, sahabat Ryan dan Holly dari kelas 7-6 dan kini dikelas 8-5 satu kelas dengan Ryan, Holly dan Kate.
“Wah-wah, Ngerumpi apaan jeng?” tanya Anthony. Idih ini anak, rasanya inginku lempar dengan sepatu! namun sayang, aku sedang bad mood untuk memukulnya.
“Eh, kenalin ini aku Holly Anderson, si-Driver atau Destroyer. Ini Ryan Schaffer, si-Gamer dan Trouble Maker. Dan ini Anthony Valente, si-Dancer. Kami bertiga adalah ‘VAS’!” kata mereka serempak seperti anak playgroup. Aku tertawa. “Sekarang gantian dong, kan tadi kita udah nyebutin nama dan julukan kita. Sekarang kamu Yumi!” ujar Anthony. Loh loh? Apa-apaan ini? Kok aku jadi seperti anak playgroup? Ikutan gila -__- ini sangat M-E-N-Y-E-B-A-L-K-A-N. Tapi ujung-ujungnya..
“Iya-iya, namaku Arzyumi Chazelle si Problem Solver.” Kataku yang begitu singkat-padat namun nggak jelas -__- dan begitu akhirnya. Wu~ mentang-mentang aku junior (baby face maksudnya :D ) dan cewek sendiri disini, aku dikerjai. Tapi tak apalah, mereka juga termasuk sahabatku. Dan mungkin Anthony, aku masih agak canggung bersahabat dengannya.
12 Oktober 2012..
Scouting Challenge 7th Grade berjalan lancar meskipun merepotkan kami para kelas 8 dan banyak sinetron yang terjadi. Hari ini, aku diutus oleh Kwartir Ranting ( Kwarran ) Waru untuk menjadi wakil dalam Dianpinru di Kwarcab Sidoarjo. Setiap Kwarran hanya mengirim 1 putra dan 1 putri dalam acara tersebut. Dan yang terpilih adalah aku dan Jaime! Disisi lain, Alex, Lisa, dan 2 orang lainnya juga mengikuti Dianpinru di SMPN 1 Sukodono dan hanya 2 hari. Aku 3 hari. Cukup puas bukan? Tapi ini justru menimbulkan iri hati para anggota Scouting Club. Termasuk ‘VAS’!
“Aku juga pingin kayak kalian.” Rengek Ryan. “Aku pingin kemah”
“Hei? Besok kan masih ada kemah lagi di SMPN 35 Surabaya?” tanyaku. Dia masih merengek. “Mau nya sama kalian.” Haduh ini anak -__-“
Tiga hari di Kwarcab terasa singkat. Kini aku sudah kembali di sekolah. Aku memang sengaja menunggu sampai Alex, Lisa, dan 2 orang lainnya datang. Aku lelah berjalan dengan Jaime.
“Beli makan dulu yuk!” ajak Jaime. Aku hanya mengangguk. Aku dan Jaime berjalan keluar menuju gerbang. Entah kenapa, tiba-tiba ada firasat bahwa Holly dan Ryan akan datang.
“Holly dan Ryan akan kemari.” Gumamku lirih.
“Apa?” tanya Jaime.
BRUM, BRUM. CIIT…
“Nah itu mereka sudah datang!” seru Ryan. Benarkan kataku? Padahal Cuma firasat doang loh. Aku dan Jaime akhirnya tidak jadi beli makanan. Kami berceloteh tentang hal lucu yang kami alami selama Dianpinru. Setelah itu kami sholat. Sebelumnya, Jaime jahil sampai akhirnya membuat aku, Holly, dan Ryan tertawa. Aku sebenarnya tertawa bukan karena kejahilan Jaime. Tapi aku tertawa memandangi wajah merah Ryan mirip kepiting rebus menahan tawa sampai terbatuk-batuk ( teman yang jahat :D ). Setelah suasana tenang kembali, kami akan melanjutkan sholat. Dan lagi-lagi entah kenapa, aku punya firasat lagi bahwa Alex, Lisa dan 2 orang lainnya akan datang. Benar ternyata, mereka datang! Saat akan Takbiratul Ikhram, aku berteriak “LISA LEUNG!!!!!!!”
Para cowok yang sebenarnya akan sholat ini malah tertawa dan memarahiku habis-habisan. Aku hanya menunduk malu sambil menahan tawa.
3 Bulan Kemudian…
Aku kini makin akrab dengan Holly, Ryan, Anthony, dan Kate. Mereka adalah sahabatku yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Holly, si Lugu-Jenius. Ryan si Cuek-Simple. Anthony si Imut-Humoris. Dan Kate si Unik. Setiap hari dan Setiap waktu aku selalu bersama mereka. Walaupun kelasku berbeda dengan mereka. Soal cinta itu? Aku sebenarnya masih bingung antara cinta dan emosi sesaat. Apalagi ini adalah pertama kalinya aku jatuh cinta. Bisa dibilang aku masih junior dan juga enggan untuk lebih mendalaminya. Karena aku yakin itu tak ada gunanya ( menurutku ). Aku lebih memilih menjadi sahabat karib Ryan. Karena pacaran itu bukan “Gaya” ku. Aku tipe cewek yang lebih memilih masa depan daripada cinta. Lebih baik bodoh soal cinta daripada bodoh ilmu pengetahuan. Betul pemikiranku bukan?
Persahabatanku terjalin indah memang. Hingga suatu ketika…
Aku sedang membaca buku diary-ku, Tiba-tiba, Ryan dan yang lainnya datang dengan tampang tak biasa. “Apa yang sudah kau lakukan?” bentak Ryan tak biasanya.
“Apa maksudmu?”
“Kau tahu? Satu sekolah ini tahu kalau aku cinta sama Jasmine! Dan mereka tahu itu dari kamu!!”
“Hei? Jangan asal nuduh dulu dong! Aku nggak pernah menyebar-nyebarkan rahasia orang lain. Dan asal kau tahu…”
“Halah kau banyak alasan! Siapa lagi kalau bukan kamu? Kamu memang sahabat yang kejam. Ngakunya Problem Solver, ternyata kamu lebih parah dari aku yang Trouble Maker!”
“Ryan, dengarkan penjelasanku dulu!”
“STOP YUMI!” teriaknya, “YOU ARE NOT MY BEST FRIEND. YOU ARE MY ENEMY NOW AND FOREVER. I HATE YOU!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Tak terasa, air mataku menetes. Ryan terlalu meluapkan emosi dan kasar kepadaku. Aku tak menyangka sebelumnya. “Maaf Yumi, kau sudah mengecewakan kami semua.” Kata Holly dengan wajah datar. Anthony hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Sementara itu, Kate hanya menatapku tajam. Aku mengambil tasku lalu berlari menuju keluar kelas. Derai air mataku tak bisa aku bendung. Rasa sakit ini terlalu membekas. Aku berjalan pulang dibawah air hujan yang deras dan melewati jalan raya.
Disisi Lain..
“Hei lihat! Apa yang aku dapati dari bangku Yumi!” seru Anthony. Dia membawa sebuah buku diary. Saat Ryan hendak membuka buku itu, tiba-tiba ada kertas jatuh. “Apa ini?” tanya Kate sambil memungutnya.
FAMILY HOSPITAL
Surat Keterangan Pasien
Nama : Arzyumi Chazelle
Umur : 14 tahun
Tanggal pemeriksaan : 21 Januari 2013
Orang tua: Mr. John Chazelle dan Mrs. Amanda Chazelle
Keterangan Dokter :
Arzyumi telah mengalami Komplikasi Jantung Stadium Akhir. Asma Akut stadium awal. Dan Infeksi Tenggorokkan Stadium Awal. Harapan untuk hidup sangat minimum. Dengan ini diharapkan, Arzyumi mendapatkan perawatan khusus. Dan rutin memeriksakan kondisinya setiap hari Jum’at, untuk memperbaiki kondisi Arzyumi. Hal ini sesuai dan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan di Family Hospital oleh dokter Samantha Reelose.
Halden, 23 Januari 2013
Dr. Samantha
“Jadi selama ini..?” kata Kate. Omongannya terputus. “Apa yang sudah kita lakukan padanya?” tanya Holly. “Tunggu apa lagi? Kita susul Yumi!” Perintah Ryan. Mereka mengangguk dan mengejar berharap kata maaf darinya.
Sementara itu…
“Ya Allah, mengapa hal ini terjadi? Ryan salah sangka. Aku tidak pernah membocorkan rahasianya.” Rengekku. Aku masih berjalan ditengah derasnya air hujan. Aku menangis sejadi-jadinya. Jujur, aku sangat sedih dan kecewa. Hatiku benar-benar tersakiti.
“YUMI!!” teriak sesorang dari kejauhan. Aku hafal suaranya, Ryan. Mungkin mereka berlari mengejarku ingin meminta maaf dan menyadari kesalahannya. Basi! Biarkanlah mereka lari lah, jongkoklah, inilah, itulah aku nggak peduli. Aku sudah benar-benar terluka. Apalagi kata-kata Ryan cowok yang aku cintai itu! Wu~ terlalu kasar dan mak jleb :`(
Aku sadar, mereka makin berlari kencang. Aku menghindar dan lari. Air hujan membuatku pusing dan mataku menjadi buram. Di sebuah perempatan ada sebuah Truk Container melaju kencang. Mataku makin buram. Jalanku menjadi seperti orang yang sedang mabuk. Dan…
“YUMI. AWAS!”
BRUK! CASS! GLODAK!
“Yumi, Yumi bangun Yumi!”
“Yumi bertahanlah, Yumi aku ingin kau bertahan!”
“…..”
Aku terbangun di ruangan serba putih. Aku melihat seorang dokter dan 2 asisten dan 1 suster sedang memeriksa seorang pasien. Aku berjalan mendekati mereka. Tapi anehnya, mereka tak memperhatikanku. Dan ketika aku melihat itu ternyata itu AKU! Ya Allah, aku sadar. Rohku terpisah dengan jasadku. Dan sekarang, AKU ROH! Aku keluar ruangan dengan menembus pintu. Aku lihat ada Ryan, Holly, Kate, dan Anthony. Dokter keluar ruangan. Semua mengahambur ke arah dokter.
“Bagaimana keadaan Yumi?” tanya Ryan.
“Kalian harus sabar ya.”
“Maksud dokter?” tanya Holly.
“Dia meninggal.” Kata dokter itu akhirnya. Keempat orang itu saling berpelukan. “Apa yang sudah kita perbuat padanya?” tanya Ryan. Aku melihat mereka. Aku tak tega meninggalkan dunia ini. Ya Allah, aku mengerti perasaan mereka. Mungkin, mereka merasa bersalah padaku. Tapi sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Aku sudah mati sekarang Aku sempat mendengar seseorang berkata. “Kamu punya waktu 40 hari saja untuk berpamitan pada orang yang kamu sayangi.” Jadi setidaknya, aku bisa dan harus berusaha agar mereka melupakanku.
Aku mencoba mengikuti mereka setelah kepergianku. Kate kini menjadi pendiam. Dia juga sekarang seakan tak peduli dengan cinta. Holly, dia sekarang agak sensitif. Ia seperti memilih-milih teman sama seperti Anthony. Sementara Ryan, ia masih sama seperti sifat aslinya. Hanya saja, ia seperti kecewa. Terlihat dari raut mukanya.
Mereka sama seperti saat pertama kali aku mengenalnya. Ingin rasanya, aku memeluk mereka. Namun sayang, mereka tak akan mengerti keadaanku saat ini. Mereka melihatku saja itu tidak mungkin, apalagi memelukku. Aku ingin berlari, berjalan diantara mereka sambil berkata, “Terima kasih sudah menjadi sahabatku!” kini aku makin mengerti, hidup itu sebaiknya dinikmati bersama orang yang kita sayangi. Merekalah penyupport hidup kita disaat kita susah. Menangi bersama saat bersedih. Tertawa bersama saat ada hal yang lucu. Tapi, sesuai dengan logika dan kenyataan, sahabat hanyalah seseorang yang bila berbuat salah padamu kau tak dapat membencinya. Dan bila dia menyakitimu kau tetap tak ingin kehilangannya. Dan bila kau kehilangan atau meninggalkannya, itu hanya akan membuat perasaanmu hampa. Dan begitulah arti Holly Anderson, Anthony Valente, Kathryn Lawrence, dan Ryan Schaffer bagiku, hanya seorang sahabat. Jadi aku tak bisa terima ucapannya. Walaupun salah satu satu dari mereka ada yang ku sukai.
40 Hari kemudian…
Inilah hari terakhir aku berjumpa dengan orang yang aku sayangi. Untuk kemudian hari, aku sudah tidak disini lagi. Alam kubur sudah menantiku. Cukup singkat rasanya. Rasanya aku baru mengenal mereka.
Aku mengetuk pintu rumah Ryan. Seseorang membuka pintu diikuti oleh 3 orang lainnya.
“YUMI?” teriak mereka bersamaan. Holly, Kate, Anthony, dan Ryan menatapku tak percaya. “Teman-teman, aku meminta maaf jika aku mempunyai kesalahan. Aku juga berterima kasih karena kalian sudah menjadi sahabatku. Jangan pernah melupakan kenangan kita saat bersama. Kalianlah hartaku, jiwaragaku. Dan kamu Ryan, terima kasih kamu telah menjadi orang pertama yang mengisi hatiku, sekaligus yang terakhir. Dari kamulah, aku mulai mengerti apa itu cinta. Makna dari cinta. Dan dari dirimulah, sudah menjadi kepercayaanku untuk menaruh rasa itu. Teman-teman, ini hari terakhirku bertemu kalian. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih dan permohonan maaf. Inilah kisah akhir dari persahabatan kita.” Jelasku. Tak sadar, air mataku mengalir deras. Sederas air mataku ini. Aku menatap penuh wajah mereka. Aku lihat mereka meneteskan air mata. Tiba-tiba, aku merasa seperti hidup. Tubuhku seperti bangkit dari keterpurukan. Aku bisa memegang tangan mereka! Terima Kasih Ya Allah! Engkau telah memberikan kesempatan ini padaku. Kate memelukku, diikuti yang lain. Tangis kami makin menjadi-jadi. “Jangan pergi Yumi. Aku ingin kau disini!” papar Holly.
“Maaf teman-teman, aku harus pergi. Alam kubur sudah menantiku. Aku titip suratku ini! terima kasih teman!” ucapku yang terakhir kalinya. Aku pergi dari pandangan mereka. “Ayo kita baca surat dari Yumi.” Perintah Anthony. Mereka mengangguk.
For All My Best Friend`s…
Assalamu’alaikum.
Hai, apa kabar? Apakah kalian baik-baik saja? Aku do’akan supaya kalian akan selalu di bawah lindungan Allah SWT. Amin!
Mungkin, saat kalian membaca surat ini, aku sudah pergi jauh dari kalian. Tertidur pulas di kasur yang beralas tanah, berselimut bunga, ditutupi dengan papan, dan disimpuli sebatang kayu yang tertulis namaku. Aku pasti akan mengingat kalian dalam memori, melihat kalian tersenyum ketika aku pergi. Ya Allah, terima kasih. Engkau telah ciptakan mereka dan mempertemukan mereka padaku. Memiliki karakter yang berbeda-beda mebuat persahabatan kami menjadi kaya. Bersama mereka merupakan kesempatan berharga yang pernah aku dapat seumur hidup. Janganlah kalian menyesal karena sudah mengenalku.
Kathryn Lawrence. Sahabat cewekku yang nyebelin :p Makasih udah bikin hidupku jadi makin hidup. Gimana, udah nggak mikirin cinta lagi kan? Tetap selalu rajin ya. Jangan patah semangat!
Anthony Valente. Si imut unyu’ bala-bala (alay deh). Udah bisa headspin kan? Belajar terus ya sama Alex. Aku yakin kamu bisa! Cepat tinggi ya. Aku do’akan semoga kamu bisa tinggi setara dengan Lisa Leung. Eh :p
Holly Anderson. Hei! Kamu masih ingat kata-kata ini? “Sebaiknya kita tukeran aja, aku pingin jadi cewek nih soalnya.” Hahaha.. semoga makin suka bahasa inggris ya! Terusin belajar astronomi sama mitologi nya ya. Ingat! Jangan jadi destroyer terus. Belajar jadi yang lain ya.
Ryan Schaffer, si Trouble Maker atau Ultimate Hacker From Hell plus orang yang udah bikin aku jatuh cinta (eciye). Jangan cuek terus dong, kasihan yang lain. Makasih ya, karena kamu jadi orang yang udah bantu aku cari cintaku. Maaf ya, kalau aku udah lancang suka sama kamu. YOU’RE MY FIRST AND LAST LOVE. Jadilah terus Gamers dan Hacker sejati ya. Maju terus pantang mundur buat dapetin Kak Jasmine!
Ya Allah, aku bangga sekali memiliki sahabat seperti mereka. Selalu bersamaku, meski aku jauh nantinya!
Wassalamu’alaikum…
Arzyumi Chazelle @Problem Solver
“Kami akan selalu mengingatmu Yumi!” ucap Kate. “Mungkin disana, dia tersenyum bahagia karena mempunyai sahabat seperti kita. Dan juga, First and Last Love nya Yumi ini nih.” Kata Anthony jahil. “Apaan sih? Sebaiknya kita jangan menangis. Kita harus tersenyum bangga! Yumi adalah sahabat terbaik kita!” papar Ryan. “Yumi, oh Yumi. Kamu emang cewek yang unik dan beda! Semoga disana kamu nggak kepikiran kita. Dan jangan sampai kamu terlalu memikirkan Ryan!” teriak Holly. Ryan manyum, “Yumi, do’akan aku dari sana ya, agar aku bisa cepat mendapatkan hati Kak Jasmine!” teriak Ryan tak mau mengalah. “YUMI, YOU ARE MY BEST FRIEND FOREVER!” seru mereka serempak.
Aku terlelap dalam sunyi. Aku tersenyum bangga. Dalam tidurku aku berdo’a agar mereka terus selalu kompak, always together, saling menghargai. Tersenyumlah kawan, maka aku juga akan tersenyum. Jangan menangis kawan, jika kalian menangis aku juga menangis. Sekali lagi terima kasih Ya Allah, karena engkau telah menemukan dan mempersatukan kami. Oh My Best Friend’s. Oh My First and Last Love!
= TAMAT =
Cerpen Karangan: Mia Rizkiya Romadhona
Facebook: www.facebook.com/MiaRizkiyaRomadhona
Nama Lengkap : Mia Rizkiya Romadhona
Nama Panggilan : Mia/Rizky
Asal Sekolah : SMPN 2 Waru, Sidoarjo. Jawa Timur
TTL : Surabaya, 27 Desember 1998
Hobby : Sepak Bola, Menulis, Membaca
Cita – cita : Sastrawan
Note : Aku mempersembahkan cerita ini untuk Sahabat sahabatku. Tutik, Ghofur, Firda, Rafi, dan Putra. Terima kasih teman :)
Aku membuat cerpen ini karena dari sebuah pengalaman yang pernah aku rasakan. Semoga suka dengan cerpen ku.

0 KOMENTAR LOND...???:

Post a Comment